
Rattlesnakeranchcafe.com – Pemberi utang bayaran sudah lama berperan sebagai penjahat karena membebankan suku bunga setinggi-tingginya ke customer, membuat peminjam yang hidup dari upah ke upah berusaha untuk bayar kembali pinjaman. Tapi bank konservatif sama bersalahnya memakai Biaya untuk memberi hukuman customer, yang paling bikin rugi konsumen setia berpendapatan rendah, riset menunjukkan.
Lepas dari pengecekan Biaya cerukan sepanjang kritis keuangan lebih satu dasawarsa lalu, beberapa bank masih membuat ulangi Debit rekening giro hingga jumlah paling besar, dibanding Debit paling awalan yang di-publish, diambil ditambah dulu. Periset Harvard Business School mendapati jika praktek ini bisa menyebabkan bank membebankan beberapa Biaya cerukan ke customer dibanding cuman satu, kuras uang kontan yang berarti dari beberapa orang yang hidup di ujung kekuatan mereka di saat inflasi makin kurangi daya membeli mereka.
“Salah paham ialah jika rekening giro ialah produk vanila yang tidak mengacau orang.”
“Salah paham ialah jika rekening giro ialah produk vanilla yang tidak mengacau orang,” kata Marco Di Maggio, Profesor Administrasi Usaha Federasi Keluarga Ogunlesi di HBS. “Nach, Biaya cerukan adalah wujud kredit. Bank pinjamkan Anda uang untuk saat yang benar-benar, benar-benar singkat. Itu, saya berpikir, bisa lolos dari jala ketentuan.
Pikirkan sebuah rekening giro dengan $400. Banyak pos Debit, dan bank pertama kali memberi Cek sewa paling besar sejumlah $500. Itu memacu Biaya cerukan $35. Dua Cek sebesar $50, yang tehnis masuk saat sebelum Cek yang semakin besar, masuk selanjutnya, membal dan membebankan Biaya rekening cerukan sejumlah $70 lagi.
Tidak berhasil bayar Biaya berlipat-lipat itu bisa mengakibatkan bank tutup rekening—noda pada catatan customer yang bisa mempunyai resiko yang bertahan lama. ChexSystems, agen laporan customer khusus yang dipakai bank, menulis saat bank tutup rekening, yang umum terjadi bila konsumen setia tidak berhasil bayar Biaya cerukan dan saldo terutang yang lain sepanjang dua bulan. Pertanda hitam itu bisa menahan customer buka rekening bank di lain tempat sampai 5 tahun, catat penulis, batasi kekuatan konsumen setia untuk memperoleh credit, menulis Cek, atau memakai produk dan service perbankan yang nyaman, seperti kartu setoran langsung dan Debit.
Peluang ini menggerakkan beberapa konsumen setia berpendapatan rendah untuk bayar kembali bank dengan utang berbunga tinggi dari pemberi utang upah, anjuran beberapa peneliti. Tetapi itu dapat memiliki arti terjerat dalam spiral hutang yang menurun.
Di Maggio mempelajari praktek itu, yang dikenali sebagai “posisi dari tinggi ke rendah,” dengan Pendamping Profesor HBS Emily Williams dan mahasiswa doktoral Angela Ma dalam makalah dengan judul In the Red: Overdrafts, Payday Lending, and the Underbanked.
“Biaya cerukan dapat lebih mahal dibanding utang gaji. Kami selalu memandang bank jadi orang baik dan pemberi utang upah jadi orang jahat, “kata Williams. “Kami menjelaskan itu tidak sesimpel itu. Bank memang seperti terlihat orang jahat di sini.”
Bank Memperoleh Miliaran dari Biaya Cerukan

Argumen bank untuk pemesanan tinggi-ke-rendah ialah jika bill yang semakin besar, yang sering lebih bernilai, dibayarkan terlebih dahulu di bawah mekanisme.
Tapi bank memetik hasilnya. Di tahun 2018, Biaya cerukan ialah $33 miliar dari penghasilan bank dan dua pertiga dari Biaya rekening deposito yang didapat bank, kata beberapa periset, mencuplik data Moebs Serviss. Sekitaran 1/2 dari 50 bank paling besar atur simpanan dengan posisi tinggi ke rendah pada 2016, berdasar laporan Pew Charitable Trusts.
“Kami selalu memandang bank jadi orang baik dan pemberi utang upah jadi orang jahat.”
Minimal seperempat rumah tangga AS digolongkan sebagai unbanked atau underbanked, tulis penulis, mencuplik angka 2017 (pdf) dari Federasi Deposit Insurance Corporation. Customer tanpa rekening bank kerap menjelaskan jika Biaya bank terlampau tinggi, menurut FDIC. Kenyataannya, data memperlihatkan jika orang berpendapatan rendah bayar 3x lipat dari yang sudah dilakukan seseorang cuma untuk menjaga rekening giro mereka.
Saat Biaya Berhenti, Kesehatan Keuangan Customer Meningkat

Beberapa periset menyaksikan jalinan di antara pemesanan tinggi-ke-rendah dan pemberi utang upah dan mendapati jalinan langsung di antara ke-2 nya.
Mereka kumpulkan data dari agen credit alternative Clarity Serviss, yang meliputi 1 juta orang yang memakai pemberi utang seperti service hari terima gaji, dan data dari Equifax, agen credit customer khusus yang tawarkan wacana mengenai utang angsuran untuk peminjam berpendapatan rendah. Mereka lengkapi data itu dengan info yang dihimpun langsung mengenai gugatan hukum pada pengaturan ulangi dari tinggi ke rendah yang pada akhirannya memacu larangan praktek itu di 23 bank.
Beberapa periset mendapati jika saat gugatan hukum memaksakan bank untuk hentikan praktek tinggi-ke-rendah, customer diuntungkan. Susul larangan itu, utang upah turun 16 %, atau sekitaran $84 per peminjam per kuartal. Cicilan utang turun 6 %, atau sekitaran $200 per peminjam, beberapa periset mendapati.
Kesehatan keuangan customer keseluruhannya meningkat. 2 tahun sesudah larangan pemesanan ulangi dari tinggi ke rendah, saldo peminjam yang bereputasi baik bertambah sekitaran $431, batasan kartu credit bertambah sejumlah $190, dan score FICO mereka bertambah secara signifikan. Penemuan ini memperlihatkan jika praktek cerukan yang diaplikasikan oleh bank kemungkinan mempunyai resiko yang kronis pada customer yang hidup dari upah ke gaji.
Sekitaran 14 % nasabah bank keluarkan lima ataupun lebih Biaya cerukan /tahun, menurut FDIC. Beberapa periset memprediksi jika 4,dua juta konsumen setia mendapatkan faedah dari larangan itu. Tuntutan bank yang perlu hentikan pemesanan ulangi tinggi-ke-rendah alami pengurangan penghasilan cerukan sejumlah $1,3 miliar /tahun, yang memiliki arti penghematan $330 per konsumen setia, prediksi beberapa peneliti.
“Pesannya ialah, ‘Periksa bank individu Anda dan saksikan Biayanya, dan yakinkan Anda tahu apakah yang Anda hadapi.'”
Salah satunya resiko yang tidak diharapkan dari larangan itu ialah, demikian bank tradisionil diperintah untuk stop memakai praktek tinggi-ke-rendah, mereka kerap tutup cabang di lingkungan rumah beberapa orang berpendapatan rendah, menurut riset itu. Penemuan ini memperlihatkan jika Biaya ini nampaknya dibutuhkan supaya bank bisa berguna untuk layani fragmen pasar yang kurang sanggup ini.
Bagaimana Customer Bisa Melindungi Diri Sendiri?

Untuk customer, pesannya terang: Yakinkan Anda ketahui peraturan bank Anda mengenai bagaimana—dan kapan—biaya cerukan dibebankan.
“Bank berbasiskan komune lakukan ini,” kata Di Maggio. “Bila ada, Biaya cerukan kemungkinan sebagai sisi yang semakin besar dari keseluruhnya penghasilan mereka. Menjadi pesannya bukan, ‘Anda harus ke serikat credit Anda dibanding Wells Fargo.’ Pesannya ialah, ‘Periksa bank Anda dan saksikan Biayanya, dan yakinkan Anda tahu apakah yang Anda hadapi.'”
Bank harus mendapati langkah lain untuk memperoleh keuntungan dibanding membebankan Biaya setinggi langit pada rekening giro berpendapatan rendah, kata beberapa peneliti. Mereka harus “bukannya konsentrasi pada pengurangan Biaya,” kata Williams.
Disamping itu, pembikin peraturan harus menyaksikan lebih dekat service keuangan mana yang terbaik penuhi keperluan customer berpendapatan rendah, dibanding menggerakkan keras untuk masukkan semuanya orang ke mekanisme perbankan arus khusus, anjuran penulis.
“Dorongan lengkap supaya beberapa orang jadi bankir kemungkinan bukan tanggapan peraturan yang paling efisien untuk menolong customer ini,” kata Williams.
Leave a Reply