Apakah Reksa Dana Cocok untuk di Tradingkan? Berikut Penjelasannya!

Apakah Reksa Dana Cocok untuk di Tradingkan? Berikut Penjelasannya!
Apakah Reksa Dana Cocok untuk di Tradingkan? Berikut Penjelasannya!

Rattlesnakeranchcafe.com – Reksa dana sebagai instrument yang gampang untuk dipasarkan dan dibeli. Dari karakternya yang likuid atau mudah dicairkan berikut membuat beberapa investor jadikan reksa dana untuk aktivitas trading dengan arah mendapatkan keuntungan. Trading sendiri ialah kegiatan jual beli yang sudah dilakukan di pasar keuangan untuk memperoleh keuntungan sebesarnya dalam saat yang singkat. Dalam ide keuangan, trading lebih mengarah di proses jual-beli sekuritas, misalnya saham.

Reksa dana memang boleh-boleh saja digerakkan untuk trading. Tetapi keseluruhannya, reksadana ialah instrument investasi yang tidak pas untuk trading karena ada proses transaksi bisnis tertentu dalam investasi ini.

Cut-off time pada Transaksi Reksa Dana

Perlu kamu kenali jika dalam transaksi bisnis pembelian dan pemasaran reksadana ada istilah namanya cut-off time. Cut-off time transaksi reksa dana sendiri yakni batasan waktu akseptasi transaksi bisnis reksa dana baik itu pembelian (subscription), penjualan kembali (redemption) atau pengalihan (switching). Penutupan transaksi reksadana (cut-off time) ini umumnya di jam 13.00 WIB tiap hari bursa (Senin – Jumat) sesuai ketetapan Bank Kustodian. Pelajari juga batas waktu atau cut-off time pada setiap transkasi investasi (saham, obligasi, reksa dana dan forex) pada situs infosolution.biz.

Perlu dimengerti jika dalam transaksi reksa dana (cut-off time), didalamnya berisi harga NAB/UP (nilai aktiva bersih per unit pelibatan) di hari itu. Harga NAB sendiri umumnya akan diumumkan saat malam dan peluang berbeda sesudah cut-off time terjadi setelah jam 13.00 WIB.

Jadi saat kamu jual reksadana, ada dua peluang harga NAB/UP yang dapat muncul. Pertama, kamu akan memperoleh harga NAB/UP saat sebelum cut-off time bila kamu lakukan pemasaran saat sebelum jam 13.00 WIB. Peluang ke-2 , kamu akan memperoleh harga NAB/UP sesudah cut-off time jika kamu jual reksadana sesudah jam 13.00 WIB.

Dalam pada itu, dalam trading saham, kita langsung akan dapat menyaksikan harga penawaran (bid) dan pembelian (offer) langsung (real-time). Jadi tidak ada waktu cut off seperti Reksa dana. Perihal ini pula yang membuat trader langsung bisa ketahui berapakah harga pencapaian atas saham yang dibeli atau nilai jual atas saham yang dilepas.

Non-live Price

Harga saham yang dapat berbeda setiap saat, bahkan juga dalam perhitungan detik. Karena itu tidaklah heran bila dalam investasi ini membuat kamu selalu harus mengawasi live price atau gerakan harga saham tiap waktunya. Tetapi bila kamu melakukan investasi pada reksa dana yang harga NAB/UP nya tidak memiliki sifat real time (non-live price), pasti membuat kamu tidak perlu selalu mengawasi gerakan atau dinamika NAB-nya. Karena sama seperti yang diterangkan awalnya, harga NAB reksa dana akan diinfokan saat malam hari sesudah Manajer Investasi menuntaskan proses transaksi bisnis di hari itu.

Disini kelihatan terang jika reksadana memanglah tidak pas untuk trading. Ke-2 argumen itu memperlihatkan jika reksa dana memanglah tidak pas untuk trading. Kita tidak dapat menginginkan untuk memperoleh keuntungan cepat dari beda harga. Masalahnya ada waktu nantikan yang lumayan lama sampai kita mengetahui berapakah harga NAB saat transaksi pembelian dan pemasaran terjadi (terutamanya yang berjalan di atas 13.00 WIB). Bukannya dapat jual cepat dengan keuntungan dari beda harga, investasi reksadana membuat kamu harus menanti lama yaitu saat malam hari saat harga NAB di-update.

Ada Biaya Tambahan

Hal-hal lain yang membuat investasi reksa dana susah untuk digerakkan secara trading ialah ada biaya tambahan yang mengikuti transaksi yang dilaksanakan. Meskipun sekarang sudah banyak produk reksadana yang melepaskan fee pembelian dan fee pemasaran, tetapi tidak berarti tidak ada fee yang lain yang sudah di-net kan pada penghitungan NAB.

Harus dipahami jika pada penghitungan NAB yang diperbarui tiap malam, Manajer Investasi (MI) sudah mempertimbangkan management fee atau biaya pengelolaan dana. Disini terang mengisyaratkan ada ongkos yang ditanggung pada produk reksadana. Beban ongkos ini sendiri sebagai fee dari pekerjaan yang sudah dilakukan manajer investasi dalam mengurus dana.

Dalam pada itu pada investasi saham, biaya transaksi pada pembelian dan penjualan saham sekitar kurang dari 0.5% dan tidak ada biaya yang lain seperti management fee pada reksa dana. Dari ada biaya tambahan untuk fee Manajer Investasi (MI) pada investasi reksa dana berikut pasti akan memperberat bila kamu kerap lakukan transaksi pemasaran untuk trading. Tetapi perlu kamu ketahui jika di Bibit, investor tidak dikenakan management fee. Disini investasi reksadana di Bibit semakin lebih menguntungkan.

Investasi Reksa Dana Tidak Cocok untuk Trading

Dari ke-3 argumen tidak di atas terang kelihatan jika instrument reksa dana tidak pas untuk aktivitas trading. Pasalnya ada beberapa hal bikin rugi atau mungkin tidak memberikan keuntungan bila kamu lakukan trading pada reksa dana. Bukannya dijual secara cepat untuk trading, instrument reksa dana semakin lebih pas dan pas kamu untuk jadikan investasi periode panjang.

Akhir Kata

Nach buat kamu yang ingin melakukan investasi reksa dana, yakinkan untuk pilih platform yang tepat. Salah satunya basis investasi reksa dana terbaik yang dapat kamu tentukan yaitu Bibit. Sebagai APERD (Agen Penjual Reksa Dana), Program Bibit (PT Bibit Tumbuh Bersama) sudah berijin dan dipantau oleh OJK (Kewenangan Jasa Keuangan), hingga bisa jamin keamanan dalam berinvestasi.

Be the first to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.


*